Sunday, 18 December 2016
Belajar.
Sebab pernah takut, kita belajar hebatnya jadi berani.
Sebab pernah sakit, kita belajar hebatnya jadi kuat.
Sebab pernah menangis, kita belajar nikmatnya selalu tertawa.
Sebab pernah sengsara, kita belajar nikmatnya mengecapi bahagia.
Sebab pernah gagal, kita belajar hebatnya sebuah kejayaan.
Sebab pernah jatuh, kita belajar hebatnya untuk bangun semula.
Sebab pernah kehilangan, kita belajar pentingnya untuk menghargai.
Sebab pernah ditipu, kita belajar pentingnya secebis kepercayaan.
Sebab pernah ditikam di belakang, kita belajar pentingnya kawan yang setia.
Sebab pernah salah, kita belajar hebatnya orang yang betul.
Sebab pernah boros, kita belajar pentingnya nilai ringgit.
Sebab pernah memaafkan, kita belajar erti sebuah kemaafan.
Sebab pernah membenci, kita belajar hebatnya kata cinta.
Kalau kita nak bahagia, cuba tengok kebahagiaan orang lain. Bila kita bahagia tengok kebahagiaan orang lain, itu bermakna kita berhak bahagia macam orang lain juga.
Kita pernah rasa sakit. Tapi mungkin ada orang lain yang lebih sakit berbanding kita. Bersyukur. Kita masih mampu. Kita masih kuat.
Eh. Macam tak kena je.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
she said
"You have to communicate so we can work in sync," she said. She said that and ignored me when I asked the details. She said that ...
-
"You have to communicate so we can work in sync," she said. She said that and ignored me when I asked the details. She said that ...
-
it pains me how I am entitled to other people's expectations, when in reality I just want to live a quiet life.
-
I lived every single day in hard mode. That seemed a bit farfetched, alright but is anything in life ever easy? Even the cat t...
No comments:
Post a Comment